Tanggal 18 Oktober 2017, sekitar pukul 14.00 WIB Rombongan Ziarah Beautiful Europe Renata Tours telah berkumpul di sekitar Old Town Cafe Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Sambil duduk-duduk kami bersapa. Penulis sempat menyapa bapak dan ibu yang berasal dari Balikpapan. Kemudian mbak Rosa memperkenalkan bu Melany Suryapranata pemilik Renata Tour. Ia sengaja menyempatkan diri dari Surabaya untuk melepas keberangkatan kami.
Mbak Rosa tour leader Renata membawa tiang kecil yang
dibalut bendera berwarna kuning bertuliskan Renata. Koper-koper besar mulai
dikumpulkan dan dilabeli kartu Renata, kemudian dibawa porter untuk check-in.
Koper-koper kecil Renata dibawa oleh masing-masing peserta. Satu per satu mulai
masuk ke lobby check-in. Ini dia yang lumayan ribet. Buka jaket, buka topi,
masukkan koper kecil, dompet dan handphone ke alat pendeteksi. Lalu masuk ke
pintu deteksi ... bip bip bunyi ... dicek ternyata ada pulpen logam terdeteksi.
Peraturan penerbangan mewajibkan setiap orang wajib check in
dengan melampirkan paspor dan koper yang akan masuk ke bagasi pesawat. Setelah
check-in kami mendapat 2 tiket pesawat Etihad dengan penerbangan EY 475 menuju Abu
Dhabi, dan penerbangan EY 31 menuju Charles De Gaulle, Paris, Perancis. Kaki
melangkah menuju imigrasi untuk distempel. Perjalanan menuju gerbang pesawat
terasa panjang sekali. Perhentian pertama ternyata adalah toilet. Tibalah check point lagi sebelum
masuk ke gerbang pesawat. Kali ini lebih ketat lagi, buka jaket, buka ikat
pinggang, jam, bahkan bisa kacamata bermaterial metal. Cairan yang melebihi
500ml tidak boleh masuk. Semua cairan wajib disatukan dalam plastik transparan
dan tidak boleh lebih dari 500ml.
Selesai check point harusnya berkumpul dulu di koridor untuk
doa keberangkatan. Namun karena beberapa peserta sudah ada yang masuk ke ruang
tunggu, akhirnya berdoa menurut kecepatan dan keyakinan masing-masing.
Sepertinya banyak peserta yang ingin segera sampai. Tiba saatnya bisa masuk
pesawat (boarding) sekitar pukul 17.00. Pesawat dengan konfigurasi kursi 2-4-2.
Rombongan kami duduk di kelas ekonomi maskapai Etihad. Di kursi pesawat ada hiburan berupa film-film
di layar kecil. Hawa dingin mulai masuk ke kabin pesawat yang terbang dengan
ketinggian menuju di atas tiga pulu ribu kaki. Langsung saya buka selimut dan
menutupi kaki hingga badan. Setelah satu jam terbang, kami disuguhi pilihan
makan malam. Ada makanan khas timur tengah seperti nasi bryani. Mungkin karena
lidah penulis yang sering merasakan monosodium glutamate (baca: mecin), makanan
di pesawat terasa hambar.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 di Abu Dhabi, kami transit
selama sekitar 3 jam. Lagi-lagi pemeriksaan barang bawaan. Copot jaket, ikat
pinggang dan sebagainya. Lumayan banyak orang yang antri untuk pemeriksaan.
Saking ketatnya bila tetap bunyi setelah melewati pintu deteksi harus balik
lagi dan copot sepatu, bahkan kacamata. Akhirnya kami lanjut melewati koridor
mall dan sampai juga ke gerbang penerbangan lanjutan ke Paris. Sempat gosok
gigi sejenak lalu tidur-tidur ayam! Akhirnya kami terbang pukul 02:00 waktu Abu
Dhabi.