Kami diwajibkan bangun pagi dan segera misa pagi di kapel di
samping basilika. Pukul 5.30 kami misa pagi. Hari masih gelap gulita disertai angin
dingin. Hangat rasanya bila sudah di dalam kapel Anna (Ibunya Bunda Maria
bernama Santa Anna). Mulailah kami misa pagi mengucap syukur sudah sampai di
Lourdes. Pukul 6 pagi bunyi dentang lonceng Ave Maria bergema di basilika.
Rindu serasa dekat dengan Bunda Maria bila mendengar bunyi lonceng tersebut
yang bisa diunduh di http://en.lourdes-france.org/goodies/sounds-and-partitions
Selesai misa kami segera kembali ke hotel untuk sarapan
pagi. Koper-koper besar sudah diletakkan di depan kamar. Sedangkan koper kecil
dibawa masing-masing ke lobi hotel. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 kami
bergegas segera naik ke bus. Porter hotel sudah memasukkan koper-koper besar ke
dalam bagasi bus. Kemudian kami mengecek apakah semua koper sudah masuk dan
kemudian koper kecil mulai masuk ke bagasi bus. Sepertinya belum cukup untuk
menikmati kota Lourdes ini, namun karena jadwal yang terbatas bus mulai
beranjak meninggalkan kota Lourdes yang penuh kenangan. Gembira, sedih, kecewa,
haru, pengharapan dan rasa syukur seolah menjadi kenangan hidup di tempat ini.
Perjalanan dari Lourdes menuju kota transit di Nice memakan
waktu sekitar 10 jam. Di dalam perjalanan kami berdoa rosario. Sepanjang
perjalanan kami disuguhi dataran dengan kebun anggur. Pohon-pohon yang daunnya
mulai menguning kemerah-merahan. Kemudian ada yang saling berbagi pengalaman
tentang susah payah antrian mandi. Ada juga yang mulai menyanyi bersama. Saya
dan istri sempat bernyanyi bersama di dalam bus.
"Bapa Engkau sungguh baik
KasihMu berlimpah
Di hidupku
Bapa Ku berterima kasih
...
Diselingi dengan dongeng-dongeng sejarah Eropa, satu per
satu peserta mulai tumbang terlelap dalam posisi kemuliaan zzz... zzz...
Sekitar dua jam setelah perjalanan kami berhenti untuk melepaskan hasrat yang
terpendam dari dalam yakni buang air kecil alias pipis. Ada counter burger king
di tempat peristirahatan ini. Beberapa ada yang membeli untuk dibawa ke dalam
bus. Namun tour leader sempat mengingatkan agar jangan sampai sopir bus tau
kalau ada yang makan di dalam bus. Pak Marco yang membawa bus memang agak
kurang senyum. Mungkin karena ia sebagai sopir dan juga olahraga fisik untuk
menaikturunkan koper ditambah lagi kalau ada yang kotor di dalam bus, ia
menjadi tidak senang. Untuk menghargai profesinya pak Marco, kami tempatkan satu
kantung plastik sebagai wadah untuk membuang sampah di dalam bus.
Sampai di Nice hari sudah malam. Setelah urusan koper dan
check in selesai kami langsung makan malam di hotel.