Menu Melayang

Wednesday, November 22, 2017

Hari Ketujuh Banyak Jalan Menuju Roma



Sarapan pagi penuh orang dengan ruang makan yang sempit. Ingin makan di luar, hawanya masih angin dingin. Kami berbagi meja dengan rombongan lain dan makan secukupnya saja karena banyak yang menunggu giliran dapat meja. Selesai sarapan kami segera menuju bus dan saatnya menuju Roma.

Dalam perjalanan, mbak Rosa mendongeng tentang asal-usul kota Roma.

Kota Roma berasal dari dongeng legenda Remus dan Romulus yang ketika masih bayi disusui oleh serigala betina. (box kota Roma)
Roma dialiri oleh sungai Terbes.

Di dalam kota Roma ada negara Vatican berdasarkan perjanjian Lateran.

Banyak jalan menuju Roma, dan tibalah kami di perhentian wisata yakni Colloseum. Bagi yang pernah menonton film Gladiator, Colloseum adalah tempat di mana para budak bertarung melawan binatang buas dihadapan kaisar. Kami tidak masuk ke Colloseum tapi hanya sebatas foto-foto dari jauh. Di dekat Colloseum, terdapat gerbang seperti Arc The Triomph di Paris. Napoleon Bonaparte terinspirasi dengan gerbang Romawi tersebut.

Setelah foto stop, kami kembali ke bus dan mendengarkan kisah-kisah tentang Roma dan Romawi. Kami melewati lapangan tempat adu balap yang dulu dikenal dengan nama Circus Maximus. Jika pernah menonton film Ben Hur, maka kita bisa membayangkan bagaimana sorak sorai penonton pada zaman dulu ketika balap kereta perang berkuda. Di pinggir lapangan ada bangunan kuno, dahulunya adalah tempat penginapan para bangsawan atau pejabat Romawi yang ingin melihat adu balap tersebut.

Tibalah kami di Basilika Santo Giovani Lateran. Tempat ini adalah tempat Uskup Agung Roma bertahta. Kami turun dari bus dan antre untuk pemeriksaan masuk ke basilika. Antrean lumayan panjang namun tertib sehingga kami bisa lancar masuk ke pelataran basilika.

Ini adalah Holy Door pertama dari empat Holy Door yang akan kami lewati. Holy Door atau Pintu Suci merupakan simbol kerahiman Allah yang membuka hatiNya untuk umat manusia. Pintu Suci mulai ditetapkan oleh Paus Bonivasius VIII pada tanggal 22 Februari 1300 dan pada waktu itu akan dibuka setiap 100 tahun. Kemudian pada Paus Paulus II, ditetapkan untuk dibuka setiap 25 tahun. Pintu Suci terakhir kali dibuka pada tahun 2000 yakni Tahun Yubelium. Lalu mengapa tahun 2015 dibuka kembali? Padahal belum genap 25 tahun. Adalah Paus Fransiskus menetapkan bahwa tahun ini adalah Tahun Kerahiman Illahi. Tahun 2015 juga merupakan tahun istimewa, dimana sebenarnya kita memiliki 2 paus yang masih hidup. Yakni Paus Benedictus yang karena usia yang sudah lanjut ia tidak dapat meneruskan kepausan dan digantikan oleh Paus Fransiskus.

Sebelum memasuki Pintu Suci, kami berdoa bersama Romo Nuruto. Puji Tuhan dengan rasa haru bercampur gembira kami memasuki Pintu Suci, Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.
Kami masuk dan terkesima betapa megahnya basilika ini. Di dalam penuh rombongan turis. Lalu kami mencari toilet karena sejak dari hotel belum 'pis tur'. Waduh ternyata antre bukan main. Apalagi antrean untuk perempuan!

Ada kejadian lucu ketika ternyata toilet untuk pria sudah kosong. Toilet wanita antri panjang sampai beberapa rombongan perempuang masuk ke toilet laki-laki, karena kosong. Tetapi pas keluar barulah ada bule yang teriak .. this is for man .. lalu Ci Mik berseloroh "ya ra popo tho lha wong kosong" .. si bule celingukan.

Setelah pis tur kami misa sejenak di sebuah kapel.

Kemudian kami melihat pula tembok kuno batas kota Roma di zaman Romawi.

Tak terasa waktu makan siang sudah tiba. Kami dibawa ke restoran Thailand. Kali ini masakan dan nasinya benar-benar enak!

Setelah kenyang kami melanjutkan ke Basilika Santo Paulus. Di sini antrian tidak terlalu panjang dan tidak banyak turis jadi suasananya tenang dan khidmat. Pada langit-langit di dalam basilika ini terdapat foto-foto para Paus. Dari Paus pertama hingga terakhir.

Tuntas sudah 2 HolyDoor yang kami kunjungi hari ini. Kembali ke hotel untuk beristirahat.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel